![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOmyYfHqx5seAIvoFmF6LMVY9xWWdz-yUBEXYGVuG5nxbzy-qx2Ja_V_NuCoM1IB3lWKwHNPXbH93oAjzo4q-epDnz5gDcR2F6AxhjmdMCFyRUxBET3ZXoLvsGKKDMKG94QDWjONHVls88/s1600/zz.jpg)
Saat itu, aku adalah orang yang sangat ekspresif. Apapun yang kurasakan, akan ku ungkapkan dengan tingkah laku ku.
Tapi sekarang, aku harus lebih bisa memilih waktu, memilih perilaku, bahasa, dan lain-lain
Saat LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa ), penyaji menyampaikan suatu kata-kata mutiara yang sangat memotivasi para peserta. "Jika kau tidak terpilih menjadi pemimpin bagi rakyat mu, jadilah pemimpin bagi dirimu sendiri. tuntunlah dirimu ke arah yang lebih baik. tapi, jika kau terpilih menjadi pemimpin mereka, berlaku tegas lah, pimpin lah mereka ke arah yang lebih baik. jangan biarkan mereka terpuruk, terkucil kan, dan terjerumus pada hal-hal yang negatif"
Tapi, itu sangat sulit. percaya atau tidak, ketika ku menjalankan tugas pertama untuk merazia, banyak orang yang mengatakan bahwa aku terlalu galak, terlalu disiplin, yang pasti, mereka tidak suka dengan apa yang ku lakukan. Sering ku men-cuek-kan mereka untuk menghindari cercaan mereka. tapi itu malah membuat mereka lebih menyebalkan.
akhirnya ku putuskan untuk bersikap bersahabat dengan mereka. Tapi, semua sia-sia. akhir ku putuskan untuk berhenti mendengarkan mereka. ku tuli kan telingaku dan mencoba mengerjakan apa yang bisa kulakukan..